Mobil-mobil berukuran kompak seperti city car dan LCGC (Low Cost Green Car) masih menjadi pilihan utama bagi banyak konsumen di Indonesia. Popularitasnya sangat tinggi, terutama di kalangan masyarakat urban. Khususnya yang membutuhkan kendaraan praktis, hemat bahan bakar, dan mudah akselerasinya di tengah padatnya lalu lintas kota besar.
Namun, tidak sedikit calon pembeli yang bingung saat harus memilih antara LCGC vs city car. Mereka sama-sama kecil dan irit, tapi apa yang membuat keduanya berbeda? Mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan? Mari kita bedah lebih dalam perbandingannya.

Perbandingan City Car dan LCGC dari Berbagai Segi
Sebelum masuk ke perbandingan mendalam, penting untuk memahami pengertian kedua jenis mobil ini terlebih dahulu.
City car adalah mobil kecil yang dirancang khusus untuk penggunaan di area perkotaan. Kendaraan ini umumnya menawarkan kenyamanan, efisiensi, serta fitur yang memadai untuk mobilitas harian.
Sementara itu, LCGC merupakan program pemerintah yang ditujukan untuk menyediakan kendaraan ramah lingkungan dengan harga terjangkau. Mobil LCGC harus memenuhi kriteria efisiensi bahan bakar, emisi rendah, dan produksi lokal.
1. Lokasi Produksi
Salah satu perbedaan awal yang cukup signifikan terletak pada proses produksinya. Mobil LCGC seluruhnya terproduksi di dalam negeri. Mulai dari desain hingga perakitan oleh tenaga lokal. Hal ini merupakan bagian dari syarat utama program LCGC yang bertujuan untuk meningkatkan industri otomotif nasional.
Sebaliknya, city car tidak selalu diproduksi di Indonesia. Banyak model city car yang perancangan hingga perakitannya di luar negeri, lalu diimpor ke Indonesia. Ini tentu mempengaruhi harga jual karena adanya biaya impor sekaligus pengaruh nilai tukar mata uang asing.
2. Harga Jual
Dari sisi harga, perbedaan antara city car dan LCGC cukup terasa. Umumnya, city car punya harga yang lebih tinggi daripada LCGC. Hal tersebut wajar karena city car membawa lebih banyak fitur dan kualitas material mumpuni.
Sebagai contoh, Toyota Yaris yang termasuk dalam kategori city car bisa dibanderol hingga lebih dari Rp350.000.000 untuk varian tertingginya. Sedangkan LCGC seperti Toyota Agya varian tertinggi hanya sekitar Rp250.000.000. Selisih harga ini mencerminkan perbedaan spesifikasi, teknologi, serta kenyamanan yang produknya tawarkan.
3. Fitur dan Kenyamanan
Jika membahas soal kelengkapan fitur, city car unggul secara keseluruhan. Mobil ini biasanya punya teknologi yang lebih modern. Seperti layar sentuh dengan konektivitas smartphone, sistem keselamatan aktif, hingga material interior yang lebih premium.
Sedangkan pada LCGC, fitur yang tersemat cenderung lebih sederhana. Fungsi-fungsi dasar seperti sistem hiburan, keselamatan (dual airbags, ABS), dan AC sudah tersedia. Namun tidak se-komprehensif city car. Ini karena mobil LCGC memang perusahaan buat untuk menekan biaya agar tetap ramah di kantong masyarakat.
4. Konsumsi Bahan Bakar
Baik city car dan LCGC memang dirancang untuk irit bahan bakar. Namun city car umumnya memiliki efisiensi yang lebih baik. Hal ini berkat penggunaan teknologi dan material yang lebih ringan serta optimalisasi sistem pembakaran yang lebih canggih.
Meski begitu, bukan berarti LCGC boros. Mobil jenis LCGC cukup hemat untuk pemakaian harian. Bahkan beberapa model LCGC sudah mengusung fitur hemat bahan bakar seperti start-stop system. Teknologi yang otomatis mematikan mesin saat berhenti sejenak, misalnya di lampu merah.
5. Ukuran dan Dimensi
Perlu menjadi catatan, walaupun disebut “Low Cost”, LCGC tidak selalu lebih kecil dari city car. Justru dalam banyak kasus, mobil LCGC punya ukuran bodi yang lebih besar. Panjang city car rata-rata berkisar antara 3,6 meter hingga 4 meter. Sementara LCGC bisa mencapai 4,2 meter sampai 4,4 meter.
Namun dalam hal tinggi dan lebar, keduanya relatif seimbang. LCGC lebih unggul dalam menyediakan ruang kabin dan bagasi yang lebih lapang. Sehingga cocok bagi yang punya keluarga atau sering bepergian dengan lebih banyak orang.
Sebaliknya, dimensi yang kompak pada city car membuatnya unggul dari sisi manuver di jalanan sempit dan kemudahan parkir. Cocok untuk pengguna pribadi atau profesional muda di area urban.
6. Performa Mesin
Baik city car maupun LCGC biasanya menggunakan mesin dengan kapasitas di bawah 1.200 cc. Tetapi karakter mesinnya berbeda.
Mesin city car lebih mengutamakan performa yang halus dan responsif. Meski tidak sekuat mobil besar, tenaga yang dihasilkan cukup untuk memberikan pengalaman berkendara yang menyenangkan di perkotaan.
Di sisi lain, mesin LCGC lebih difokuskan pada efisiensi dan ramah lingkungan. Teknologi injeksi bahan bakar modern, sistem pendinginan optimal, hingga komponen hemat energi diterapkan agar konsumsi bahan bakar minimal dan emisi gas buangnya rendah.
Pilih City Car atau LCGC?
Berbicara mengenai pendapat, pada akhirnya, pilihan tergantung pada kebutuhan, gaya hidup, dan tentu saja anggaran. Bila mengutamakan fitur lengkap, kenyamanan lebih, dan tidak keberatan dengan harga yang lebih tinggi, maka city car adalah pilihan tepat.
Namun, jika mencari kendaraan ekonomis, efisien, dengan perawatan mudah serta harga terjangkau, maka LCGC menjadi alternatif menarik. Apapun pilihannya, city car dan LCGC sama-sama menawarkan solusi mobilitas yang ideal untuk kota-kota besar di Indonesia.